Menag Resmikan KBC, Dorong Agama Ajarkan Cinta dalam Perbedaan

by -25 Views
Toleransi Beragama

Diterbitkan: 30 Juli 2025 | Kategori: Toleransi, Pemerintahan, Kehidupan Beragama

Peresmian KBC Sebagai Simbol Persatuan

Pemerintah melalui Kementerian Agama meresmikan pendirian Kerukunan Beragama Center (KBC) sebagai wadah kolaboratif lintas iman. Acara peluncuran yang berlangsung di Jakarta ini dihadiri oleh perwakilan tokoh agama, akademisi, dan aktivis sosial.

Dalam sambutannya, Menteri Agama menegaskan bahwa setiap ajaran agama idealnya menjadi landasan moral untuk memperkuat persatuan. Ia menyatakan bahwa KBC hadir untuk menjawab tantangan keberagaman yang semakin kompleks di era modern ini.

Selain itu, KBC diharapkan menjadi ruang dialog yang konstruktif antarumat beragama. Fasilitas ini dirancang untuk memfasilitasi mediasi, edukasi, dan penguatan nilai toleransi sejak dini.

Agama Sebagai Pilar Cinta dan Kedamaian

“Agama bukan untuk memisahkan manusia, tapi untuk mempersatukan,” kata Menag. Ia menambahkan bahwa ajaran setiap

sejatinya menanamkan nilai kasih, empati, dan kebaikan bersama. Oleh karena itu, agama perlu tampil sebagai kekuatan pemersatu, bukan alat perpecahan.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa penyalahgunaan tafsir keagamaan dapat memicu ketegangan sosial. Untuk itu, KBC hadir sebagai ruang penyaring dan pelurus pemahaman agama yang damai dan toleran.

Fokus Program dan Kegiatan

Secara struktural, KBC akan dilengkapi dengan pusat studi agama, ruang pelatihan fasilitator perdamaian, dan perpustakaan literasi keberagaman. Program ini menggandeng berbagai pihak, mulai dari rumah ibadah, sekolah, hingga komunitas akar rumput.

Lebih lanjut, pendekatan berbasis teknologi juga akan diterapkan untuk menjangkau generasi muda. Konten-konten edukatif berbasis digital menjadi salah satu strategi KBC untuk mempromosikan pesan damai di ruang-ruang daring.

Apresiasi dari Tokoh Masyarakat

Banyak tokoh agama dan pemimpin organisasi masyarakat menyambut baik peluncuran KBC ini. Mereka menilai bahwa kehadiran pusat ini sangat relevan untuk merespons dinamika pluralisme Indonesia.

Salah satu pemuka agama menyampaikan bahwa toleransi bukan hanya slogan, tetapi harus diperkuat lewat dialog yang konsisten. KBC dianggap mampu mengisi kekosongan ruang netral untuk menjembatani perbedaan.

Menangkal Radikalisme dan Polarisasi Sosial

Sementara itu, KBC juga akan diarahkan untuk menangkal penyebaran paham radikal dan ujaran kebencian. Menag menekankan bahwa pendidikan keagamaan yang moderat menjadi kunci dalam menjaga keutuhan bangsa.

“Perlu pendekatan kolaboratif lintas sektor agar kita bisa mengawal nilai-nilai toleransi dari hulu ke hilir,” jelasnya. Ia juga mengajak perguruan tinggi dan tokoh digital influencer untuk terlibat dalam kampanye literasi keberagaman.

Baca Juga : Perang Salib  Ketika Agama dan Ambisi Bertemu di Medan Perang

Menatap Masa Depan Kerukunan

Pada akhirnya, KBC menjadi bagian dari upaya membangun ekosistem sosial yang sehat dan inklusif. Menag berharap agar keberadaan KBC dapat menjadi contoh bagi provinsi dan kabupaten lain untuk membentuk forum serupa.

“Dengan cinta, kita bisa mengalahkan rasa curiga. Dengan saling memahami, kita bisa membangun Indonesia yang lebih kuat dalam keberagaman,” tutupnya dengan optimis.

BRIMO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.